Senin, 23 Maret 2015

Fawatihus Suwar (pembukaan-pembukaan surah) dalam Al-Qur'an



BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Al-Qur’anul Karim merupakan kitab suci yang keauntetikannya dijamin oleh Allah, dan Ia merupakan kitab yang senantiasa dipelihara hingga hari kiamat. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Firmannya :

yang artinya : Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kamilah yang memeliharanya. (Q.S Al-Hijr(15):9)
Demikianlah Allah menjamin keauntetikan Al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas dasar ke-Mahakuasaan dan ke-Mahatuhanan, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluknya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat diatas setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur’an tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW, dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi SAW. Apabila kita membaca Al-Qur’an, yang diturunkan kepada manusia secara global, akan didapati bahwa ayat-ayat Al-Qur’an itu ada yang bersifat Muhkam dan ada juga yang bersifat Mutasyabih. Menurut As Sayuti Muhkam berarti “jelas”, sedangkan Mutasyabih adalah ”belum jelas” dan untuk memastikan pengertiannya tidak ditemukan dalil yang kuat. Dengan demikian yang termasuk ayat-ayat muhkam adalah ayat yang terang maknanya serta lafadznya yang diletakkan untuk suatu makna yang dapat dipahami. Sedang mutasyabih adalah ayat yang bersifat mumjal/global yang membutuhkan pena’wilan yang sukar di pahami. Banyak surah-surah dalam Al-Qur’an yang dimulai dengan huruf-huruf potongan atau pembukan-pembukaan surah (Fawatihus Suwar). pembukaan-pembukaan surah atau huruf-huruf potongan ini termasuk ayat-ayat Mutasyabih karena ia bersifat mujmaj, mu’awwal, dan musyikil. Didalam Al-Qur’an terdapat huruf-huruf awalan dalam pembukaan surah dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal ini merupakan salah satu ciri kebesaran Allah, sehingga kita terpanggil untuk menggali ayat-ayat tersebut. Dengan adanya suatu keyakinan bahwa semakin dikaji ayat Al-Qur’an itu, maka semakin luas pengetahuan kita. Namun dalam pembahasan makalah ini, penulis hanya akan mengkaji tentang salah satu cabang dari Ulumul Qur’an yaitu Fawatihus Suwar (pembukaan-pembukaan surah) dalam Al-Qur’an.

A.      Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Fawatihus Suwar?
2.      Apa saja macam-macam Fawatihus Suwar?
3.      Bagaimana kedudukan Fawatihus Suwar?
4.      Bagaimana perbedaan pendapat para ulama tentang Fawatihus Suwar?

















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Fawatihus Suwar
Kata Fawatih al-Suwar  berasal dari bahasa Arab, sebuah kalimat yang terdiri dari susunan dua kata, fawatih dan al-Suwar. Memahami ungkapan ini, sebaiknya kita urai terlebih dahulu kepada pencarian makna kata perkata.
Kata فواتح  yang berarti pembuka adalah jamak Taksir dari (فاتحة), yang mempunyai arti permulaan, pembukaan, dan pendahuluan. Sedangkan السور  adalah jamak dari سورة  yang secara etimologi mempunyai banyak arti, yaitu: tingkatan atau martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi nan indah, susunan sesuatu atas lainnya yang bertingkat tingkat.
Secara terminologi surah dimaknai secara berbeda, menurut Manna’ al-Qaththan bahwa surah adalah sekumpulan ayat ayat al-Quran yang mempunyai tempat bermula dan sekaligus tempat berhenti. Sebaliknya al-Ja’bari mengatakan bahwa surah adalah sebagian al-Qur’an yang mencakup beberapa ayat yang memiliki permulaan dan penghabisan (penutup), paling sedikit tiga ayat. Dari pengertian tersebut maka dapat dipahami dari segi makna fawatih al-suwar berarti pembuka-pembuka surah karena posisinya yang mengawali perjalanaan teks-teks setiap surah. Sebahagian Ulama ada yang mengidentikkan fawatih al-suwar dengan huruf al-muqatta'ah atau huruf-huruf yang terpisah dalam al-Quran. Seperti misalnya, Manna' Khalil al-Qaththan dalam bukunya" Mabahis Fi Ulum al-Quran". Namun bila diteliti lebih jauh, sesungguhnya keduanya sama sekali berbeda. Sebab huruf al-smuqatta'ah ini tidak terdapat pada semua awal surah yang jumlahnya 114 dalam al-Qur'an. Ia tak lebih hanya merupakan salah satu bagian dari beberapa bentuk "fawatih al-Suwar " yang ada dalam al-Qur'an.
Menurut Ibn Abi al-Ishba`, istilah fawatih adalah jenis-jenis perkataan yang membuka surah-surah dalam al-Qur’an. Jenis jenis perkataan itu dibagi menjadi sepuluh, yaitu:
a.       Istiftah bi al-Sana'
b.      Istiftah bi al-Huruf al-Muqatta'ah
c.       Istiftah bi al-Nida'
d.      Istiftah bi al-Jumal al-Khabariyyah
e.       Istiftah bi al-Qasam
f.       Istiftah bi al-Syart
g.      Istiftah bi al-Amr
h.      Istiftah bi al-Istifham
i.        Istiftah bi al-Du'a'
j.        Istiftah bi al-Ta'lil


B.  Macam-macam Fawatihus Suwar

Macam-macam fawatihus suwar itu telah diinvertarisir imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Lathaiful isyaratin menjadi 10 macam pembahasan. Oleh Syekh Syihabun Abu Syamal Al Muqqadasi (wafat 665 H), sepuluh macam fawatihus suwar dinadhamkan/disyairkan dalam dua bait syair sebagai berikut:
 “Allah Swt memuji kepada Dzatnya sendiri dengan tetapnya pujian, dan bersihnya Allah (dari sifat tercela) ketika Dia membuka surah-surah al-Qur’an. Dan (dibuka dengan) amar, syarat, nida’, ta’lil, kosam, do’a, dan huruf-huruf tahajji serta istifham dan jumlah khabariyah.[1]
Jadi fawatihus suwar atau pembukaan-pembukaan dari 114 surah-surah al-Qur’an itu terdapat 10 macam, diantaranya:
1.      Pembukaan dengan pujian kepada Allah Swt ( al istiftaahu bits tsanaa’i ) terdapat dalam 14 surah
Pujian kepada Allah Swt itu ada 2 macam yaitu:
1.      Menetapkan sifat-sifat terpuji ( al itsbaatu sifaatil madhi ) yang memakai salah satu dari 2 lafadz sebagai berikut:
a.  Memakai lafal “ hamdalah “ ( bilafdzil hamdalah ) yakni dibuka dengan lafal  اَلْحَمْدُلِلهِ, terdapat dalam 5 surah sebagai berikut:[2]
1. Surah al-Fatihah dengan lafal                                             أَلْحَمْدُلِلَهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
2. Surah al- An’am dengan lafal                          أَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ
3. Surah al- Kahfi dengan lafal                              أَلحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتبَ
4. Surah as-Saba’ dengan lafal                        أَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ ”  
5. Surah Fathir dengan lafal                                 أَلحَمْدُلَلّه الَّذِيْ فَاطِرِالسَّموَاتِ والْأَرْضَ
b.  Memakai lafal  تَبَارَكَ yang terdapat dalam 2 surah yaitu:
-  Surah al-Furqan dengan lafal                               تَبَارَكَ الَّذيْ نَزَّلَ الْفُرْقأنَ عَلَى عَبْدِهِ ”  
-  Surah al-Mulk dengan lafal                                                 تَبَارَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ
2.      Mensucikan Allah SWT. Dari sifat-sifat yang negatif ( tanziilu an shifaatin nuqshaan ) yang memakai lafal tasbih, terdapat dalam 7 surah, diantaranya:

1.    Surah al-Isra’ dengan lafal
سُبْحنَ الَّذِيْ اَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلًا 
Artinya :“ maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam”.
2.  Surah al- A’ala dengan lafal
سَبِّحِاسْمَرَبِّكَالأَعْلى                        
Artinya :“ sucikanlah nama Tuhanmu yang paling tinggi”.
3.      Surah al-Hadid dengan lafal
سَبَّحَ لِلهِ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ
Artinya : “ semua yang ada dilangit dan yang ada dibumi bertasbih pada Allah ( menyatakan kebesaran Allah”.
4.       Surah al-Hasyr dengan lafal
سَبَّحَ لِلهِ مافِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ
Artinya :“ telah bertasbih kepada Allah apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi”.
5.      Surah ash-Shaaffu dengan lafal
سَبَّحَ لِلهِ مَا فِى السَّموَاتِ وَمَا فِى اًلأَرْضِ
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
6.      Surah al-Jumu’ah dengan lafal
يُسَبِّحُ لِلهِ ما فِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.

7.      Surah at-Taghabuun dengan lafal
يُسَبِّحُ لِلهِ ما فِى السَّمواتِ وَما فِى الأَرْضِ
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
2.      Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus ( istiftaahu bil huruufi al muqaththa’ati )
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah dengan memakai 14 huruf dengan tanpa diulang yang terkumpul dalam kalimat نَصِّ حَكِيْمٌ قَاطِعٌ لَهُ سِرِّ , yang terdiri dari huruf-huruf أ, ح, ر, س, ص, ط, ع, ق, ك, ل, م, ن, ه, ي. Jika dihitung dengan memasukkan huruf-huruf yang berulang-ulang, maka akan berjumlah 78 huruf. Penggunaan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surah-surah al-Qur’an disusun dalam 14 rangkaian dan terdiri dari 5 kelompok sebagai berikut[3]
a.    Kelompok sederhana, terdiri dari 1 huruf ( al- muwahhada ) yang ada 3 rangkaian dan terdapat dalam 3 surah sebagai berikut[4] yaitu:
1. Surah  shaad dengan lafal
ص. وَالقُرْانِ ذِالذِّكْرِ

Artinya : “ shaad, demi al-Qur’an yang mempunyai keagungan”.
2.  Surah qaaf dengan lafal
ق. وَالقُرْانِ المَجِيدِ
Artinya : “ qaaf, demi al-Qur’an yang sangat mulia”.
3. Surah al-Qalam dalam lafal
ن. وَالقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَ
Artinya : “ nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis”.
b.        Kelompok yang terdiri dari dua huruf (Al-Mutsanna) yang ada empat rangkaian dan terdapat dalam 9 surah, diantaranya :
1.    Rangkaian huruf “Ha” dan “Mim” dalam 6 surah, sebagai berikut :
1. Surah Ghafir atau al-Mu’min
2. Surah As-Sajdah
3. Surah Az-Zuhruf
4.  Surah Ad-Dukhan
5.  Surah Al-Jatsiyah
6. Surah Al-Ahqaf
2.    Rangakaian huruf “Tha” dan “Ha” hanya dalam 1 surah yaitu Surah Thaha.
3.    Rangakaian huruf “Tha” dan “Sin” hanya dalam 1 surah yaitu Surah An-Naml.
4.    Rangkaian huruf “Ya” dan “Sin” hanya dalam 1 surah saja yaitu Surah yaasin.

c.    Kelompok yang terdiri dari tiga huruf (Al-Mutsallatsatu)yang ada tiga rangkaian dan terdapat dalam 13 surah-surah, sebagai berikut:
1.      Rangkaian huruf “ Alif, Lam, Mim,” dalam 6 surah sebagai berikut:
1.  Surah al-Baqarah
2.  Surah Ali-Imran
3.  Surah Al-Ankabut
4.  Surah Ar-Rum
5.  Surah Luqman
6.  Surah As-Sajdah
2.      Rangkaian huruf “Alif, Lam, Ra” dalam 5 surah, sebagai berikut:
1.  Surah Yunus
2.  Surah Hud
3.  Surah Yusuf
4.  Surah Ibrahim
5.  Surah Al-hijr
3.      Rangkaian huruf “Tha, Sin, dan Mim” dalam 1 surah yaitu Surah Al-Qashash dan Asy-Syu’ara.
d.   Kelompok yang terdiri dari 4 huruf (Al-Muraaba’ah) yang ada dua rangakaian dan terdapat dalam dua surah saja [5]
1.        Rangkaian yang terdiri dari huruf Alif, Lam, Mim, dan Ra dalam satu surah yaitu Ar-Ra’d
2.        Rangkaian yang terdiri dari Alif, Lam, Mim, Shad dalam satu surah yaitu Surah Al-A’raf.
e.    Kelompok yang terdiri dari 5 huruf ( Al-Mukhaamasatu) yang ada dua rangkaian dan terdapat dalam dua surah, yaitu:
        1.          Rangkaian yang terdiri dari huruf Kaf, Ha, Ya, ‘Ain, dan Shad dalam satu surah yaitu Surah Maryam.
        2.          Rangkaian yang terdiri dari huruf Ha, Mim, ‘Ain, Sin dan Qaf dalam satu surah yaitu Surah Asy-Syura.
3.    Pembukaan dengan Nida/panggilan (Al-istiftaahu Bin Nidaa’)[6]
Nida’ (panggilan) itu ada 3 macam, yaitu:
  1. Nida/ panggilan yang ditujukan kepada kepada Nabi SAW, terdapat dalam 5 surah, diantaranya Surah Al-Ahzab, Surah At-Tahrimdan Surah Ath-Thalaq dimulai dengan lafal  “ياَاَيُّهَاالنَّبِيُّ ,” Surah Al-Muzammil dimulai dengan lafal  ” يَااَيُّهَاالْمُزَمِّلُ قَمِ الَّيلَ اِلاَّقَلِيْلاً “dan Surah Al-Muddatsir dimulai dengan lafal  ” يَااَيُّهَاالمُدَّثِّرُ ” .
  2. Nida yang ditujukan kepada kaum mukminin dengan lafal ” يَااَيُّهَاالَّذِيْنَ امَنُوْا “, terdapat dalam surah, diantaranya:
1.  Surah Al-Maidah
2.  Surah Al-Hujurat
3. Nida yang ditujukan kepada umat manusia ” يَااَيُّهَاالنَّاسُ ” , yang terdapat dalam dua surah, yaitu Surah An-Nisa dan Surah Al-Hajj.
Hikmah atau rahasia dari pembukaan surah-surah dengan memakai nida’ adalah untuk memberikan perhatian, peringatan baik kepada Nabi Saw atau umat beliau dan untuk menjadi pedoman dan petunjuk dalam mengarungi laut kehidupan didunia ini.
4.    Pembukaan dengan jumlah Khabariyah (Al-istiftaahu Bil Jumalil Khabariyyati)
Jumlah Khabariyyah diawal surah-surah Al-Qur’an ada dua macam, yaitu:
  1. Jumlah Ismiyah, yang menjadi pembukaan 11 surah-surah, diantaranya:
1.  Surah At-Taubah dengan lafal                                             بَرَاءَةٌمِنَ اللّهِ وَرَسُوَلِهِ
2.  Surah An-Nur dengan lafal                                                سُوْرَةٌ اَنْزَلْنهَا وَفَرَضْنهَا
3.  Surah Az-Zumar dengan lafal                                تَنْزِيْلُ الكِتبِ مِنَ اللّهِ العَزِيْزِالحَكيْمِ
4.  Surah Muhammad dengan lafal                             الَّذِيْنَ كَفَرُوَا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّه
5.  Surah Al-Fath dengan lafal                                                    ” إِنَّافَتَحْنَالَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا
6.  Surah Ar-Rahman dengan lafal                                             اَلرَّحْمنُ عَلَّمَ الٌقُرْانَ
7.  Surah Al-Haqqah dengan lafal                                                     الْحَآقَّةُ مَاالحَآقَّةُ
8.  Surah Nuh dengan lafal                                                     إِنَّااَرْسَلْنَانُوْحًاإِلَى قَوْمِهِ
9.  Surah Al-Qadr dengan lafal                                               إِنَّااَنْزَلْنهُ فِى لَيْلَةِالقَدْرِ
10.  Surah Al-Qaqi’ah dengan lafal                                            أَالْقَارِعَةُ مَاالْقَارِعَةُ
11.  Surah Al-Kautsar dengan lafal                                            إِنآَاَعْطَيْنَاكَ الكَوْثَرَ
  1. Jumlah Fi’liyah yang menjadi pembukaan 12 surah-surah diantaranya :[7]
1.   Surah Al-Anfal dengan lafal                                                 يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الأَنْفالِ
2.   Surah An-Nahl dengan lafal                                             أَتَى أَمْرُاللّهِ فَلَاتَسْتَعجِلُوْهُ
3.   Surah Al-Anbiya’ dengan lafal                                            إِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ
4.   Surah Al-Mu’minun dengan lafal                                             قَدْاَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ
5.   Surah Al-Qamar dengan lafal                                      إِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُوَانْشَقَّ القَمَرُ
6.   Surah Al-Mujadilah dengan lafal                                 قَدْسَمِعَ اللّهُ قَوْلَ الَّتِى تُجَادِلُكَ
7.   Surah Al-Ma’arij dengan lafal                                            سَأَلَ سَآئِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ
8.   Surah Al-Qiyamah dengan lafal                                             لَآأُقْسِمُ بِيَوْمِ القِيَامَةِ
9.   Surah Al-Balad dengan lafal                                                    لَآأُقْسِمُ بِهذَالْبَلَدِ
10. Surah Abas dengan lafal                                                               عَبَسَ وَتَوَلَّى
11. Surah Al-Bayyinah dengan lafal   لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْامِنْ أَهْلِ الكِتبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ
12. Surah At-Takatsur dengan lafal                                                     ” اَلْهكُمُ الـتَّكَاثُرُ ”  
Hikmah dari pembukaan surah dengan jumlah ini ialah memperingatkan Nabi Saw. dan umat islam agar memperhatikan firman-firman Allah serta mengamalkan dan menjadikannya sebagai pedoman.
5.    Pembukaan dengan sumpah/ qosam (Al-Istiftaahu Bil-Qasami)
Sumpah Allah yang dipakai dalam pembukaan surah al-Qur’an itu ada 3 macam, dan terdapat dalam 15 surah diantaranya :[8]
  1. Sumpah dengan benda-benda angkasa (Al-Istiftaahu ‘Uluwiyyati)
Terdapat dalam 8 surah, yaitu:
1.  Surah Ash-Shaaffat dengan lafal                                                   وَالصَّفّتِ صَفَّا
2.  Surah An-Najm dengan lafal                                                       وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى
3.  Surah Al-Mursalaat dengan lafal                                                 وَالْمُرْسَلتِ عُرْقًا
4.  Surah An-Nazi’at dengan lafal                                                      وَالنَّزِعتِ غَرْقًا
5.  Surah Al-Buruj dengan lafal                                                   وَالسَّمَاءِذَاتِ البُرُوْجِ
6.  Surah Ath-Thariq dengan lafal                                                   وَالسَّمَاءِوَالطَّارِقِ
7.  Surah Al-Fajr dengan lafal                                                        وَالَفَجْرِوَلَيَالٍ عَشْرٍ
8.  Surah Asy-Syams dengan lafal                                                  وَالشَّمْسِ وَضُحهَا
2.      Sumpah dengan benda-benda bawah (Al-Qasamu Bis-Sufliyaati) terdapat dalam 4 surah, yaitu:
1.  Surah Adz-Dzariyat dengan lafal                                                              وَالذَّارِيتِ ذَرْوًا
2.  Surah Ath-Thur dengan lafal                                             وَالطُّوْرِوَكِتبٍ مَسْطُزْرٍ
3.  Surah At-Tin dengan lafal                                                           وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِ
4.  Surah Al-‘Adiyat dengan lafal                                                      وَالْعدِيتِ ضَبْحًا
3.      Sumpah dengan waktu (Al-Qasamu Bil-Waqti), terdapat dalam 3 surah, diantaranya:
1.  Surah Al-Lail dengan lafal                                                             وَالَّيْلِ أِذَايَغْشَى
2.  Surah Adh-Dhuha dengan lafal                                                            وَالضُّحَى
3.  Surah Al-‘Ashr dengan lafal                                                                  وَالْعَصْرِ
Hikmah atau rahasia Allah Swt membuka beberapa surah dalam kitab-Nya dengan memakai sumpah-sumpah tersebut sebagai berikut :[9]
  1. Agar manusia meneladani sikap bertanggung jawab, jujur dan bila perlu berani angkat sumpah untuk memperkuat ucapannya.
  2. Agar dalam bersumpah bagi manusia harus nemakai nama Allah Swt.
  3. Digunakannya beberapa benda/ makhluk sebagai sumpah Allah Swt itu agar benda-benda/ makhluk Allah Swt itu selalu diperhatikan oleh umat manusia.
6.      Pembukaan dengan syarat (Al-Istiftaahu Bis-Sarthi)
Syarat-syarat yang dipakai Allah sebagai pembukaan surah-surah Al-Qur’an ada 2 macam dan digunakan dalam 7 surah, sebagai berikut:
  1. Syarat yang masuk pada jumlah ismiyah, dipakai diawal 3 surah diantaranya:
1.  Surah At-Takwir dengan lafal                                                     إِذَالشَّمْسُ كُوِّرَتْ
2.  Surah Al-Infithar dengan lafal                                                      إِذَالشّمآءٌفَطَرَتْ
3.  Surah Al-Insyiqaq dengan lafal                                                   إْذَالسَّمآءٌانْشَقَّتْ
2.      Syarat yang masuk pada jumlah fi’liyah, dipakai diawal 4 surah, diantaranya:
1.  Surah Al-Waqi’ah dengan lafal                                                 إِذَا وَقَعَتِ الوَاقِعَةِ
2.  Surah Al-Munafiqun dengan lafal                                             إِذَا جَاءَكَالمُنفِقُرْنَ
3.  Surah Az-Zalzalah dengan lafal                                        إِذَازُلْزِلَتِ الأَرْضُ زُلْزَالَهَا
4.  Surah An-Nashr dengan lafal                                               إِذَاجَاءَنَصْرُاللّهِ وَالْفَتْحِ
  1. Pembukaan dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu bil Amri)
Ada 6 fi’il amar yang dipakai untuk membuka surah-surah al-Qur’an, yang terdiri dari 2 lafal dan digunakan untuk membuka 6 surah-surah sebagai berikut:[10]
  1. Dengan fi’il Amar إِقْرَأْ  yang hanya untuk membuka satu surah yaitu Surah Al-‘Alaq.
  2. Dengan fi’il amar قُلْ, yang digunakan dalam 5 surah sebagai berikut:
    1. Surah Al-Jinn dengan lafal             قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌمِنَ الجِنِّ
    2. Surah Al-Kafirun dengan lafal                                قُلْ يآأَيُّهَاالكفِرُوْنَ ” 
    3. Surah Al-Ikhlash dengan lafal                                    قُلْ هُوَاللّهُ أَحَدٌ
    4. Surah Al-Falaq dengan lafal                                  قُلْ أَعُوْذُبِرَبِّ الفَلَقِ
    5. Surah An-Nas dengan lafal                                     قُلْأَعُوْذُبِرَبِّ النَّاسِ
Hikmah dari pembukaan surah-surah dengan memakai amar/perintah adalah  untuk memberikan perhatian, peringatan, dan petunjuk serta pedoman dalam berbagai pranata kehidupan dan peribadatan, agar manusia dapat selamat dan berbahagia didunia dan di akhirat kelak.
  1. Pembukaan dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu bil Istifhaami)
Bentuk pertanyaan/ istifham yang dipakai sebagai pembukaan dari 6 surah-surah al-Qur’an itu ada 2 macam sebagai berikut:
a.       Pertanyaan positif (Al-Istifhaamu Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan yang dengan kalimat positif yang tidak ada alat negatifnya. Terdapat dalam 4 surah yaitu:
1.    Surah Ad-Dahru, dengan lafal:
       هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ الدَّهْرِ ”  
Artinya:“ bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa”.
2.    Surah An-Naba’, dengan lafal:
     ” عَمَّ يَتَسآءَلُوْنَ. عَنِالنَّبَإِالعَظِيْمِ ” 
Artinya:“ tentang apakah mereka saling bertanya-tanya. Tentang berita yang besar”.
3.    Surah Al-Ghasyiyyah, dengan lafal:
  هَلْ أَتكَ حَدَيْثُ مُوْسَى
Artinya: “ sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan”.
4.    Surah Al-Ma’un, dengan lafal:
                                                                                             أَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ
Artinya:“ tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama”.
  1.  Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan yang dalam kalimat negatif. Diantaranya:[11]
1.  Surah al-Insyirah dengan lafal ” أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرْكَ
2.  Surah Al-Fiil dengan lafal ” أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحبِ الفِيْلِ
Hikmah pembukaan surah-surah al-Qur’an dengan pertanyaan- pertanyaan ini untuk memberikan peringatan, perhatian dan petunjuk-petunjuk kepada umat manusia ke arah kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.
  1. Pembukaan dengan do’a
Do’a atau harapan yang digunakan sebagai pembukaan dari 3 surah ada 2 macam sebagai berikut :[12]
  1. Do’a atau harapan yang berbentuk kata benda (Ad-Du’aaul Ismiyyu)ada di 2 surat yaitu:
1.    Surah Al-Muthaffifin, dengan lafal:
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِّيْن
Artinya: “ kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang”.
  1. Surah Al-Humazah, dengan lafal:
     وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَ ةٌ
Artinya:“ kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela
  1. Do’a atau harapan yang berbentuk kata kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyu) membuka satu surah saja yaitu surah Al-Lahab   ” تَبَّــتْ يَدَاأَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ
Hikmah pembukaan dengan do’a/harapan yaitu untuk memberi perhatian, peringatan dan petunjuk kepada semua umat manusia.
  1. Pembukaan dengan alasan ( Al-Istiftaahu bit-Ta’lili)
Seperti yang digunakan untuk membuka surah Al-Quraisy dengan lafal:[13]
لإِيْلفِ قُرَيْشٍ 
Artinya:“karena kebiasaan orang-orang Quraisy”
C.      Kedudukan Fawatihus Suwar

Fawatihus Suwar Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan kebahasaan.Fawatihus suwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang terdapat di dalam Al_Qur’an . Pemaparan tentang fawatihus Suwar, khusunya menyangkut Al-Huruf Al Muqotta’ah, tidak banyak bahkan hampir tidak ada yang berhasil mengungkapkan latar belakang ataupun keterangan yang valid yangsecara historis bisa membuktikn hubungan-hubungan fawaitus suwar.Dari segimakna, memang banyak sekali penafsiran-penafsiran spekulatif terhadap huruf-huruf itu.Dikatakan spekulatif, karena penafsiran-penafsiran mengenai hal itu tidak didahului pengungkapan konteks historisnya. Lain halnya dengan Fawatihus Suwar dalam bentuk lain misalnya Al Qosam (sumpah), An Nida’ (seruan), Al Amr (perintah),Al Istifham (pertanyaan) dan lain-lain.Urgensi  terhadap fawatihus suwar tidak terlepas dari konteks penafsiran Al-Qur’an. Pengggalian-penggalian makna yang terlebih dahulu  akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan pada data historisyang konkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu tentu saja kitatetap meyakini eksistensi Al-Qur’an, kebesarannya, keagungannya, juga rahasiakemu’jizatannya. Adapun beberapa manfaat fawatihus suwar:

1. Sebagai Tanbih ( peringatan ) dan dapat memberikan perhatian baik bagi nabi,maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan ini.
2. Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa dalamfawatih as-suwar banyak sekali hal-hal yang mengandung rahasia - rahasia Allahyang kita tidak dapat mengetahuinya,
3.  Sebagai motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur,an terutama bagi kaum muslimin yang masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh oleh perkataanmusuh -musuh islam yang mengatakan bahwa al-qur’an itu adalah buatan Muhammad. dengan mengkaji Fawatih al-Suwar kita akan merasakan terhadap keindahan bahasa al-Qur’an itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari Allah SWT.

D.      Perbedaan pendapat para ulama tentang Fawatihus Suwar

Para ulama salaf dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabih yang terletak pada awal surat berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut telah tersusun sejak azali sedemikianrupa, melengkapi segala yang melemahkan manusia dan mendatangkan seperti Al-Qur’an. Karena kehatian-hatiannya, mereka tidak berani member penafsiran dan tidak berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf itu.Dan mereka berkeyakinan bahwa Allah sendiri yang mengetahui tafsirannya. Hal ini menjadi suatu kewajaran yang berlaku bagi ulama salaf karena dalam hal teologi pun menolak terjun dalam pembahasan tentang hal-hal yang suci seperti ungkapannya[14] : “Istimewa Allah adalah cukup diketahui, hal ini harus kita percayai, mempersoalkan hal itu adalah bid’ah”. Sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi Sholih menyatkaan “ Huruf awalan itu adalah rahasia Al-Qur’an ”. Hal ini sebagaimana diperjelas dengan perkataan Ali bin Abi Tholib.“Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitabada saripatinya, saripati Al-Qur’an iniadalah huruf-huruf Hijaiyah”. Abu Bakar Ash-Sidiq pernah berkata: “ Di tiap-tiap kita ada rahasianya, rahasia dalam Al-Qu’anadalah permulaan-permulaan surat”. Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang Fawaithus Suwar:

1. Mufasir dari Kalangan Tasawuf.Ulamaa tasawuf berpendapat bahwa fawatihus Suwar adalah huruf-huruf yang tepotong-potong yang masing-masing diambil darinama Allah, atau yang tiap-tiap hurufnya merupakan penggantian darisuatu kalimat yang berhubungan denganyang sesudahnya atau hurufitu menunjukkan kepada maksud yang dikandung oleh surah yang surah itu dimulai dengan huruf-huruf yang terpotong-potong itu.
2. Mufasir Orientalis Pendapat yang palinng jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari seorangorientalis yang bernama Noldeke dari Jerman, yang kemudian dikoreksi, bahwa awalan surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama-namapara sahabat Nabi. Misalnya: Huruf Sin adalah dari nama Sa’ad Bin Abi Waqosh,Mim adalah huruf depan dari nama Al-Mughiroah, huruf nun adalah dari namaUsman Bin Affan.
3. Al-KhuwaibiAl-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat- kalimat itu merupakan tasbih bagi Nabi.Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan lain sebagainya.
4. Rasyid RidhaAs-sayyid menurut rasyid ridha tidak membenarkan al-quwaibi diatas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu.Rasyid ridha berpendapat sesuai dengan ar-Razi bahwa tanbih ini sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah. Karena orang-orang kafir apabila nabi membaca al-Qur’an mereka satu sama lainmenganjurkan untuk tidak mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam suratfushilat ayat 26.
5.    Mufasir Dari Kalangan Syi’ah, Kelompok syi’ah berpendapat bahwa jika huruf-huruf awalah itu dikumpulkansetelah dihapus ulangan-ulangannya maka akan berarti : “Jalan Ali adalahkebenaran yang kita pegang teguh”. Perwakilan itu kemudian dijawab olehkelompok Ahlul Sunnnah, dan jawabannya berdasarkan pengertian yang merekaperoleh dari huruf-huruf awalan itu yang juga dihapus di ulangan-ulangannya dengan mengatakan “Benarlah jalanmu bersama kaum Ahlu Sunnah”.Dari pendapat para ahli tentang Fawatihus Suwar, dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh pendidikandan ilmu-ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji Al-Qur’an secara lebih luas.




















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Dari segi makna fawatih al-suwar berarti pembuka-pembuka surah karena posisinya yang mengawali perjalanaan teks-teks setiap surah. Macam-macam Fawatihus Suwar yaitu Istiftah bi al-Huruf al-Muqatta'ah, Istiftah bi al-Nida', Istiftah bi al-Jumal al-Khabariyyah, Istiftah bi al-Qasam, Istiftah bi al-Syart, Istiftah bi al-Amr, Istiftah bi al-Istifham, Istiftah bi al-Du'a', Istiftah bi al-Ta'lil. Fawatihus SuwarAl-Qur’an memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan kebahasaan. Fawatihus suwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Di tiap-tiap kata ada rahasianya, rahasia dalam Al-Qu’anadalah permulaan-permulaan surat”. Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang Fawaithus Suwar juga berbeda-beda seperti yg telah dijelaskan pada Pembahasan sebelumnya.


B.       Saran

Sebagai umat Muslim yang meyakini rukun Iman yang salah satunya Iman kepada kitab-kitab Allah, diantaranya Al-Qur’an merupakan hal yang sangat penting untuk mempelajari Ilmu-ilmu Al-Qur’an yang salah satu cabangnya adalah tentang Fawatihus Suwar. Karena semakin dikaji ayat Al-Qur’an itu, maka semakin luas pengetahuan kita. Semoga makalah Ulumul Qur’an tentang Fawatihus Suwar ini dapat menjadi tambahan referensi untuk mengkaji tentang Fawatihus Suwar.


[1] Abdul Djalal, Ululul Qur’an, ( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), h169
[2] Ibid., 169-170.
[3] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an,( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009),h173.

[4] Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an, ( Pustaka Setia: Bandung, 2008), h129.

[5] Ibid, h180
[6] Ibid., 181-183.
[7] Ibid 185-188
[8] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, ( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), 188-190.

[9] Ibid,h191-193
[10] Ibid,h194-195
[11] Ibid, h196-197
[12] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), h197.
[13] Ibid,h198

1 komentar:

  1. emperor casino - Shootercasino
    Emperor Casino offers a free online casino with some of the best 바카라 bonuses and rewards for US players. Read 메리트 카지노 주소 our review to learn 제왕카지노 more. Rating: 4.9 · ‎3 votes

    BalasHapus