BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’anul Karim merupakan kitab suci yang keauntetikannya dijamin
oleh Allah, dan Ia merupakan kitab yang senantiasa dipelihara hingga hari
kiamat. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Firmannya :
yang artinya
: Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kamilah yang memeliharanya.
(Q.S Al-Hijr(15):9)
Demikianlah Allah menjamin keauntetikan Al-Qur’an, jaminan yang
diberikan atas dasar ke-Mahakuasaan dan ke-Mahatuhanan, serta berkat
upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluknya, terutama oleh manusia.
Dengan jaminan ayat diatas setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan
didengarnya sebagai Al-Qur’an tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah
dibaca oleh Rasulullah SAW, dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat
Nabi SAW. Apabila kita membaca Al-Qur’an, yang diturunkan kepada manusia secara
global, akan didapati bahwa ayat-ayat Al-Qur’an itu ada yang bersifat Muhkam
dan ada juga yang bersifat Mutasyabih. Menurut As Sayuti Muhkam berarti
“jelas”, sedangkan Mutasyabih adalah ”belum jelas” dan untuk memastikan
pengertiannya tidak ditemukan dalil yang kuat. Dengan demikian yang termasuk
ayat-ayat muhkam adalah ayat yang terang maknanya serta lafadznya yang
diletakkan untuk suatu makna yang dapat dipahami. Sedang mutasyabih adalah ayat
yang bersifat mumjal/global yang membutuhkan pena’wilan yang sukar di pahami.
Banyak surah-surah dalam Al-Qur’an yang dimulai dengan huruf-huruf potongan
atau pembukan-pembukaan surah (Fawatihus Suwar). pembukaan-pembukaan surah atau
huruf-huruf potongan ini termasuk ayat-ayat Mutasyabih karena ia bersifat
mujmaj, mu’awwal, dan musyikil. Didalam Al-Qur’an terdapat huruf-huruf awalan
dalam pembukaan surah dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal ini merupakan salah
satu ciri kebesaran Allah, sehingga kita terpanggil untuk menggali ayat-ayat
tersebut. Dengan adanya suatu keyakinan bahwa semakin dikaji ayat Al-Qur’an
itu, maka semakin luas pengetahuan kita. Namun dalam pembahasan makalah ini,
penulis hanya akan mengkaji tentang salah satu cabang dari Ulumul Qur’an yaitu
Fawatihus Suwar (pembukaan-pembukaan surah) dalam Al-Qur’an.
A.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Fawatihus Suwar?
2.
Apa
saja macam-macam Fawatihus Suwar?
3.
Bagaimana
kedudukan Fawatihus Suwar?
4.
Bagaimana
perbedaan pendapat para ulama tentang Fawatihus Suwar?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Fawatihus Suwar
Kata Fawatih
al-Suwar berasal dari bahasa Arab, sebuah kalimat yang terdiri dari susunan
dua kata, fawatih dan al-Suwar. Memahami ungkapan ini, sebaiknya kita urai terlebih dahulu kepada pencarian
makna kata perkata.
Kata فواتح yang berarti pembuka adalah jamak
Taksir dari (فاتحة), yang mempunyai arti
permulaan, pembukaan, dan pendahuluan. Sedangkan السور
adalah
jamak dari سورة yang secara etimologi mempunyai banyak
arti, yaitu: tingkatan atau martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi nan
indah, susunan sesuatu atas lainnya yang bertingkat tingkat.
Secara terminologi surah
dimaknai secara berbeda, menurut Manna’ al-Qaththan bahwa surah adalah
sekumpulan ayat ayat al-Quran yang mempunyai tempat bermula dan sekaligus
tempat berhenti. Sebaliknya al-Ja’bari mengatakan bahwa surah adalah sebagian
al-Qur’an yang mencakup beberapa ayat yang memiliki permulaan dan penghabisan
(penutup), paling sedikit tiga ayat. Dari pengertian tersebut maka dapat
dipahami dari segi makna fawatih al-suwar berarti pembuka-pembuka surah
karena posisinya yang mengawali perjalanaan teks-teks setiap surah. Sebahagian
Ulama ada yang mengidentikkan fawatih al-suwar dengan huruf
al-muqatta'ah atau huruf-huruf yang terpisah dalam al-Quran. Seperti
misalnya, Manna' Khalil al-Qaththan dalam bukunya" Mabahis Fi Ulum
al-Quran". Namun bila diteliti lebih
jauh, sesungguhnya keduanya sama sekali berbeda. Sebab huruf al-smuqatta'ah ini tidak terdapat pada semua awal surah yang jumlahnya 114 dalam
al-Qur'an. Ia tak lebih hanya merupakan salah satu bagian dari beberapa bentuk
"fawatih al-Suwar " yang ada dalam al-Qur'an.
Menurut Ibn Abi
al-Ishba`, istilah fawatih adalah jenis-jenis perkataan yang membuka
surah-surah dalam al-Qur’an. Jenis jenis perkataan itu dibagi menjadi sepuluh,
yaitu:
a.
Istiftah bi al-Sana'
b.
Istiftah bi al-Huruf al-Muqatta'ah
c.
Istiftah bi al-Nida'
d.
Istiftah bi al-Jumal al-Khabariyyah
e.
Istiftah bi al-Qasam
f.
Istiftah bi al-Syart
g.
Istiftah bi al-Amr
h.
Istiftah bi al-Istifham
i.
Istiftah bi al-Du'a'
j.
Istiftah bi al-Ta'lil
B. Macam-macam Fawatihus Suwar
Macam-macam fawatihus suwar itu telah diinvertarisir
imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Lathaiful isyaratin menjadi 10 macam pembahasan. Oleh Syekh Syihabun Abu Syamal Al
Muqqadasi (wafat 665 H), sepuluh macam fawatihus suwar dinadhamkan/disyairkan
dalam dua bait syair sebagai berikut:
“Allah Swt memuji kepada Dzatnya sendiri
dengan tetapnya pujian, dan bersihnya Allah (dari sifat tercela) ketika Dia
membuka surah-surah al-Qur’an. Dan (dibuka dengan) amar, syarat, nida’, ta’lil,
kosam, do’a, dan huruf-huruf tahajji serta istifham dan jumlah khabariyah.[1]
Jadi fawatihus suwar atau
pembukaan-pembukaan dari 114 surah-surah al-Qur’an itu terdapat 10 macam,
diantaranya:
1.
Pembukaan dengan pujian kepada Allah
Swt ( al istiftaahu bits tsanaa’i ) terdapat dalam 14 surah
Pujian kepada Allah Swt itu ada 2
macam yaitu:
1.
Menetapkan sifat-sifat terpuji ( al itsbaatu
sifaatil madhi ) yang memakai salah satu dari 2 lafadz sebagai berikut:
a. Memakai
lafal “ hamdalah “ ( bilafdzil hamdalah ) yakni dibuka dengan lafal اَلْحَمْدُلِلهِ, terdapat dalam 5 surah sebagai
berikut:[2]
1. Surah al-Fatihah dengan lafal ” أَلْحَمْدُلِلَهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ “
2. Surah al- An’am dengan lafal ”أَلْحَمْدُلِلّهِ
الَّذِيْ خَلَقَ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ “
3. Surah al- Kahfi dengan lafal ” أَلحَمْدُلِلّهِ
الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتبَ “
4. Surah as-Saba’ dengan lafal ” أَلْحَمْدُلِلّهِ
الَّذِيْ لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ ”
5. Surah Fathir dengan lafal ” أَلحَمْدُلَلّه الَّذِيْ فَاطِرِالسَّموَاتِ والْأَرْضَ “
b. Memakai lafal تَبَارَكَ yang terdapat
dalam 2 surah yaitu:
- Surah al-Furqan dengan lafal ” تَبَارَكَ
الَّذيْ نَزَّلَ الْفُرْقأنَ عَلَى عَبْدِهِ ”
- Surah al-Mulk dengan lafal ” تَبَارَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ “
2.
Mensucikan Allah SWT. Dari sifat-sifat yang negatif ( tanziilu
an shifaatin nuqshaan ) yang memakai lafal tasbih, terdapat dalam 7 surah,
diantaranya:
1. Surah
al-Isra’ dengan lafal
سُبْحنَ
الَّذِيْ اَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلًا
Artinya :“ maha suci Allah yang telah memperjalankan
hambaNya pada suatu malam”.
2. Surah al- A’ala dengan lafal
سَبِّحِاسْمَرَبِّكَالأَعْلى
Artinya :“ sucikanlah nama Tuhanmu yang paling
tinggi”.
3.
Surah al-Hadid dengan lafal
سَبَّحَ
لِلهِ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ
Artinya : “ semua yang ada dilangit dan yang ada
dibumi bertasbih pada Allah ( menyatakan kebesaran Allah”.
4.
Surah al-Hasyr
dengan lafal
سَبَّحَ
لِلهِ مافِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ
Artinya :“ telah bertasbih kepada Allah apa yang
ada dilangit dan apa yang ada di bumi”.
5.
Surah ash-Shaaffu dengan lafal
سَبَّحَ
لِلهِ مَا فِى السَّموَاتِ وَمَا فِى اًلأَرْضِ
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja
yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
6.
Surah al-Jumu’ah dengan lafal
يُسَبِّحُ
لِلهِ ما فِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja
yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
7.
Surah at-Taghabuun dengan lafal
يُسَبِّحُ
لِلهِ ما فِى السَّمواتِ وَما فِى الأَرْضِ
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja
yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
2. Pembukaan dengan
huruf-huruf yang terputus-putus ( istiftaahu bil huruufi al muqaththa’ati )
Pembukaan dengan huruf-huruf ini
terdapat dalam 29 surah dengan memakai 14 huruf dengan tanpa diulang yang
terkumpul dalam kalimat نَصِّ حَكِيْمٌ قَاطِعٌ لَهُ
سِرِّ , yang terdiri dari huruf-huruf أ, ح,
ر, س, ص, ط, ع, ق, ك, ل, م, ن, ه, ي.
Jika dihitung dengan memasukkan huruf-huruf yang berulang-ulang, maka akan
berjumlah 78 huruf. Penggunaan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surah-surah
al-Qur’an disusun dalam 14 rangkaian dan terdiri dari 5 kelompok sebagai berikut[3]
a. Kelompok
sederhana, terdiri dari 1 huruf ( al- muwahhada ) yang ada 3 rangkaian
dan terdapat dalam 3 surah sebagai berikut[4]
yaitu:
1. Surah shaad dengan lafal
ص.
وَالقُرْانِ ذِالذِّكْرِ
Artinya : “ shaad, demi al-Qur’an yang mempunyai
keagungan”.
2. Surah qaaf
dengan lafal
ق.
وَالقُرْانِ المَجِيدِ
Artinya : “ qaaf, demi al-Qur’an yang sangat
mulia”.
3. Surah al-Qalam dalam lafal
ن.
وَالقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَ
Artinya : “ nuun, demi kalam dan apa yang mereka
tulis”.
b.
Kelompok yang terdiri dari dua huruf (Al-Mutsanna)
yang ada empat rangkaian dan terdapat dalam 9 surah, diantaranya :
1. Rangkaian
huruf “Ha” dan “Mim” dalam 6 surah, sebagai berikut :
1. Surah Ghafir atau al-Mu’min
2. Surah As-Sajdah
3. Surah Az-Zuhruf
4. Surah Ad-Dukhan
5. Surah Al-Jatsiyah
6. Surah Al-Ahqaf
2. Rangakaian
huruf “Tha” dan “Ha” hanya dalam 1 surah yaitu Surah Thaha.
3. Rangakaian
huruf “Tha” dan “Sin” hanya dalam 1 surah yaitu Surah An-Naml.
4. Rangkaian
huruf “Ya” dan “Sin” hanya dalam 1 surah saja yaitu Surah yaasin.
c. Kelompok
yang terdiri dari tiga huruf (Al-Mutsallatsatu)yang ada tiga rangkaian
dan terdapat dalam 13 surah-surah, sebagai berikut:
1. Rangkaian
huruf “ Alif, Lam, Mim,” dalam 6 surah sebagai berikut:
1. Surah al-Baqarah
2.
Surah Ali-Imran
3.
Surah Al-Ankabut
4.
Surah Ar-Rum
5.
Surah Luqman
6.
Surah As-Sajdah
2. Rangkaian
huruf “Alif, Lam, Ra” dalam 5 surah, sebagai berikut:
1.
Surah Yunus
2.
Surah Hud
3.
Surah Yusuf
4.
Surah Ibrahim
5.
Surah Al-hijr
3. Rangkaian
huruf “Tha, Sin, dan Mim” dalam 1 surah yaitu Surah Al-Qashash dan Asy-Syu’ara.
d. Kelompok
yang terdiri dari 4 huruf (Al-Muraaba’ah) yang ada dua rangakaian dan
terdapat dalam dua surah saja [5]
1.
Rangkaian yang terdiri dari huruf Alif, Lam, Mim, dan
Ra dalam satu surah yaitu Ar-Ra’d
2.
Rangkaian yang terdiri dari Alif, Lam, Mim, Shad dalam
satu surah yaitu Surah Al-A’raf.
e. Kelompok
yang terdiri dari 5 huruf ( Al-Mukhaamasatu) yang ada dua rangkaian dan
terdapat dalam dua surah, yaitu:
1.
Rangkaian yang terdiri dari huruf Kaf, Ha, Ya, ‘Ain,
dan Shad dalam satu surah yaitu Surah Maryam.
2.
Rangkaian yang terdiri dari huruf Ha, Mim, ‘Ain, Sin
dan Qaf dalam satu surah yaitu Surah Asy-Syura.
3.
Pembukaan dengan
Nida/panggilan (Al-istiftaahu Bin Nidaa’)[6]
Nida’ (panggilan) itu ada 3 macam,
yaitu:
- Nida/ panggilan yang ditujukan kepada kepada Nabi SAW, terdapat dalam 5 surah, diantaranya Surah Al-Ahzab, Surah At-Tahrimdan Surah Ath-Thalaq dimulai dengan lafal “ياَاَيُّهَاالنَّبِيُّ ,” Surah Al-Muzammil dimulai dengan lafal ” يَااَيُّهَاالْمُزَمِّلُ قَمِ الَّيلَ اِلاَّقَلِيْلاً “dan Surah Al-Muddatsir dimulai dengan lafal ” يَااَيُّهَاالمُدَّثِّرُ ” .
- Nida yang ditujukan kepada kaum mukminin dengan lafal ” يَااَيُّهَاالَّذِيْنَ امَنُوْا “, terdapat dalam surah, diantaranya:
1. Surah Al-Maidah
2.
Surah Al-Hujurat
3. Nida yang ditujukan kepada umat
manusia ” يَااَيُّهَاالنَّاسُ
” , yang terdapat dalam dua surah, yaitu Surah An-Nisa dan Surah Al-Hajj.
Hikmah atau rahasia dari pembukaan surah-surah dengan
memakai nida’ adalah untuk memberikan perhatian, peringatan baik kepada Nabi
Saw atau umat beliau dan untuk menjadi pedoman dan petunjuk dalam mengarungi
laut kehidupan didunia ini.
4. Pembukaan
dengan jumlah Khabariyah (Al-istiftaahu Bil Jumalil Khabariyyati)
Jumlah Khabariyyah diawal
surah-surah Al-Qur’an ada dua macam, yaitu:
- Jumlah Ismiyah, yang menjadi pembukaan 11 surah-surah, diantaranya:
1. Surah
At-Taubah dengan lafal ” بَرَاءَةٌمِنَ
اللّهِ وَرَسُوَلِهِ “
2. Surah An-Nur
dengan lafal ”
سُوْرَةٌ اَنْزَلْنهَا وَفَرَضْنهَا
“
3. Surah
Az-Zumar dengan lafal
” تَنْزِيْلُ الكِتبِ مِنَ اللّهِ
العَزِيْزِالحَكيْمِ “
4. Surah
Muhammad dengan lafal
” الَّذِيْنَ كَفَرُوَا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ
اللّه”
5. Surah
Al-Fath dengan lafal ” إِنَّافَتَحْنَالَكَ
فَتْحًا مُبِيْنًا “
6. Surah
Ar-Rahman dengan lafal ” اَلرَّحْمنُ عَلَّمَ الٌقُرْانَ “
7. Surah
Al-Haqqah dengan lafal ” الْحَآقَّةُ
مَاالحَآقَّةُ “
8. Surah Nuh
dengan lafal ”
إِنَّااَرْسَلْنَانُوْحًاإِلَى قَوْمِهِ
“
9. Surah
Al-Qadr dengan lafal ”
إِنَّااَنْزَلْنهُ فِى لَيْلَةِالقَدْرِ “
10. Surah
Al-Qaqi’ah dengan lafal ” أَالْقَارِعَةُ مَاالْقَارِعَةُ “
11. Surah
Al-Kautsar dengan lafal ” إِنآَاَعْطَيْنَاكَ
الكَوْثَرَ “
- Jumlah Fi’liyah yang menjadi pembukaan 12 surah-surah diantaranya :[7]
1. Surah Al-Anfal dengan lafal ” يَسْئَلُوْنَكَ
عَنِ الأَنْفالِ “
2. Surah
An-Nahl dengan lafal ”
أَتَى أَمْرُاللّهِ فَلَاتَسْتَعجِلُوْهُ “
3. Surah
Al-Anbiya’ dengan lafal ” إِقْتَرَبَ
لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ “
4. Surah
Al-Mu’minun dengan lafal ” قَدْاَفْلَحَ
الْمُؤْمِنُوْنَ “
5. Surah
Al-Qamar dengan lafal ” إِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُوَانْشَقَّ القَمَرُ
“
6. Surah
Al-Mujadilah dengan lafal ” قَدْسَمِعَ
اللّهُ قَوْلَ الَّتِى تُجَادِلُكَ “
7. Surah
Al-Ma’arij dengan lafal ” سَأَلَ سَآئِلٌ
بِعَذَابٍ وَاقِعٍ “
8. Surah
Al-Qiyamah dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ بِيَوْمِ القِيَامَةِ “
9. Surah
Al-Balad dengan lafal
” لَآأُقْسِمُ
بِهذَالْبَلَدِ “
10. Surah Abas dengan lafal ” عَبَسَ وَتَوَلَّى “
11. Surah Al-Bayyinah dengan lafal ” لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْامِنْ أَهْلِ الكِتبِ
وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ “
12. Surah At-Takatsur dengan lafal ”
اَلْهكُمُ الـتَّكَاثُرُ ”
Hikmah dari pembukaan surah dengan jumlah ini ialah
memperingatkan Nabi Saw. dan umat islam agar memperhatikan firman-firman Allah
serta mengamalkan dan menjadikannya sebagai pedoman.
5. Pembukaan
dengan sumpah/ qosam (Al-Istiftaahu Bil-Qasami)
Sumpah Allah yang dipakai dalam pembukaan surah
al-Qur’an itu ada 3 macam, dan terdapat dalam 15 surah diantaranya :[8]
- Sumpah dengan benda-benda angkasa (Al-Istiftaahu ‘Uluwiyyati)
Terdapat dalam 8 surah, yaitu:
1. Surah Ash-Shaaffat
dengan lafal
” وَالصَّفّتِ صَفَّا “
2. Surah
An-Najm dengan lafal ” وَالنَّجْمِ
إِذَا هَوَى “
3. Surah
Al-Mursalaat dengan lafal ” وَالْمُرْسَلتِ
عُرْقًا “
4. Surah
An-Nazi’at dengan lafal “وَالنَّزِعتِ
غَرْقًا “
5. Surah
Al-Buruj dengan lafal ” وَالسَّمَاءِذَاتِ
البُرُوْجِ “
6. Surah
Ath-Thariq dengan lafal ” وَالسَّمَاءِوَالطَّارِقِ “
7. Surah
Al-Fajr dengan lafal ” وَالَفَجْرِوَلَيَالٍ عَشْرٍ “
8. Surah Asy-Syams
dengan lafal ” وَالشَّمْسِ
وَضُحهَا “
2. Sumpah
dengan benda-benda bawah (Al-Qasamu Bis-Sufliyaati) terdapat dalam 4
surah, yaitu:
1. Surah
Adz-Dzariyat dengan lafal ”
وَالذَّارِيتِ ذَرْوًا “
2. Surah
Ath-Thur dengan lafal
” وَالطُّوْرِوَكِتبٍ مَسْطُزْرٍ “
3. Surah At-Tin
dengan lafal ” وَالتِّيْنِ
وَالزَّيْتُوْنِ “
4. Surah
Al-‘Adiyat dengan lafal ” وَالْعدِيتِ
ضَبْحًا “
3. Sumpah
dengan waktu (Al-Qasamu Bil-Waqti), terdapat dalam 3 surah, diantaranya:
1. Surah
Al-Lail dengan lafal ” وَالَّيْلِ
أِذَايَغْشَى “
2. Surah
Adh-Dhuha dengan lafal ” وَالضُّحَى “
3. Surah
Al-‘Ashr dengan lafal ”
وَالْعَصْرِ “
Hikmah atau rahasia Allah Swt membuka beberapa surah
dalam kitab-Nya dengan memakai sumpah-sumpah tersebut sebagai berikut :[9]
- Agar manusia meneladani sikap bertanggung jawab, jujur dan bila perlu berani angkat sumpah untuk memperkuat ucapannya.
- Agar dalam bersumpah bagi manusia harus nemakai nama Allah Swt.
- Digunakannya beberapa benda/ makhluk sebagai sumpah Allah Swt itu agar benda-benda/ makhluk Allah Swt itu selalu diperhatikan oleh umat manusia.
6. Pembukaan
dengan syarat (Al-Istiftaahu Bis-Sarthi)
Syarat-syarat yang dipakai Allah sebagai pembukaan surah-surah
Al-Qur’an ada 2 macam dan digunakan dalam 7 surah, sebagai berikut:
- Syarat yang masuk pada jumlah ismiyah, dipakai diawal 3 surah diantaranya:
1. Surah
At-Takwir dengan lafal ” إِذَالشَّمْسُ
كُوِّرَتْ “
2. Surah
Al-Infithar dengan lafal ” إِذَالشّمآءٌفَطَرَتْ
“
3. Surah
Al-Insyiqaq dengan lafal ” إْذَالسَّمآءٌانْشَقَّتْ
“
2. Syarat yang
masuk pada jumlah fi’liyah, dipakai diawal 4 surah, diantaranya:
1. Surah
Al-Waqi’ah dengan lafal ” إِذَا وَقَعَتِ
الوَاقِعَةِ “
2. Surah
Al-Munafiqun dengan lafal ” إِذَا
جَاءَكَالمُنفِقُرْنَ “
3. Surah
Az-Zalzalah dengan lafal ” إِذَازُلْزِلَتِ
الأَرْضُ زُلْزَالَهَا “
4. Surah
An-Nashr dengan lafal ” إِذَاجَاءَنَصْرُاللّهِ وَالْفَتْحِ “
- Pembukaan dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu bil Amri)
Ada 6 fi’il amar yang dipakai untuk
membuka surah-surah al-Qur’an, yang terdiri dari 2 lafal dan digunakan untuk
membuka 6 surah-surah sebagai berikut:[10]
- Dengan fi’il Amar إِقْرَأْ yang hanya untuk membuka satu surah yaitu Surah Al-‘Alaq.
- Dengan fi’il amar قُلْ, yang digunakan dalam 5 surah sebagai berikut:
- Surah Al-Jinn dengan lafal ” قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌمِنَ الجِنِّ “
- Surah Al-Kafirun dengan lafal ”قُلْ يآأَيُّهَاالكفِرُوْنَ ”
- Surah Al-Ikhlash dengan lafal ” قُلْ هُوَاللّهُ أَحَدٌ “
- Surah Al-Falaq dengan lafal ” قُلْ أَعُوْذُبِرَبِّ الفَلَقِ “
- Surah An-Nas dengan lafal ” قُلْأَعُوْذُبِرَبِّ النَّاسِ “
Hikmah dari pembukaan surah-surah dengan memakai
amar/perintah adalah untuk memberikan perhatian, peringatan, dan petunjuk
serta pedoman dalam berbagai pranata kehidupan dan peribadatan, agar manusia
dapat selamat dan berbahagia didunia dan di akhirat kelak.
- Pembukaan dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu bil Istifhaami)
Bentuk pertanyaan/ istifham yang dipakai sebagai
pembukaan dari 6 surah-surah al-Qur’an itu ada 2 macam sebagai berikut:
a. Pertanyaan
positif (Al-Istifhaamu Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan yang dengan
kalimat positif yang tidak ada alat negatifnya. Terdapat dalam 4 surah yaitu:
1. Surah
Ad-Dahru, dengan lafal:
” هَلْ أَتَى
عَلَى الإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ الدَّهْرِ ”
Artinya:“ bukankah telah datang atas manusia satu
waktu dari masa”.
2. Surah An-Naba’,
dengan lafal:
” عَمَّ يَتَسآءَلُوْنَ.
عَنِالنَّبَإِالعَظِيْمِ ”
Artinya:“ tentang apakah mereka saling
bertanya-tanya. Tentang berita yang besar”.
3. Surah
Al-Ghasyiyyah, dengan lafal:
” هَلْ أَتكَ حَدَيْثُ مُوْسَى
”
Artinya: “ sudah datangkah kepadamu berita (tentang)
hari pembalasan”.
4. Surah
Al-Ma’un, dengan lafal:
” أَرَءَيْتَ
الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ ”
Artinya:“ tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama”.
- Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan yang dalam kalimat negatif. Diantaranya:[11]
1. Surah
al-Insyirah dengan lafal ” أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ
صَدْرْكَ “
2. Surah
Al-Fiil dengan lafal ” أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ
رَبُّكَ بِأَصْحبِ الفِيْلِ “
Hikmah pembukaan surah-surah al-Qur’an dengan
pertanyaan- pertanyaan ini untuk memberikan peringatan, perhatian dan
petunjuk-petunjuk kepada umat manusia ke arah kebahagiaan hidup didunia dan di
akhirat.
- Pembukaan dengan do’a
Do’a atau harapan yang digunakan sebagai pembukaan
dari 3 surah ada 2 macam sebagai berikut :[12]
- Do’a atau harapan yang berbentuk kata benda (Ad-Du’aaul Ismiyyu)ada di 2 surat yaitu:
1. Surah
Al-Muthaffifin, dengan lafal:
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِّيْن
Artinya: “ kecelakaan besarlah bagi orang-orang
yang curang”.
- Surah Al-Humazah, dengan lafal:
” وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَ ةٌ
“
Artinya:“ kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi
pencela
- Do’a atau harapan yang berbentuk kata kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyu) membuka satu surah saja yaitu surah Al-Lahab ” تَبَّــتْ يَدَاأَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ “
Hikmah pembukaan dengan do’a/harapan yaitu untuk
memberi perhatian, peringatan dan petunjuk kepada semua umat manusia.
- Pembukaan dengan alasan ( Al-Istiftaahu bit-Ta’lili)
Seperti yang digunakan untuk membuka surah Al-Quraisy
dengan lafal:[13]
” لإِيْلفِ
قُرَيْشٍ ”
Artinya:“karena kebiasaan orang-orang Quraisy”
C. Kedudukan Fawatihus Suwar
Fawatihus Suwar
Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan kebahasaan.Fawatihus
suwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang terdapat di
dalam Al_Qur’an . Pemaparan tentang fawatihus Suwar, khusunya menyangkut
Al-Huruf Al Muqotta’ah, tidak banyak bahkan hampir tidak ada yang berhasil
mengungkapkan latar belakang ataupun keterangan yang valid yangsecara historis
bisa membuktikn hubungan-hubungan fawaitus suwar.Dari segimakna, memang banyak
sekali penafsiran-penafsiran spekulatif terhadap huruf-huruf itu.Dikatakan
spekulatif, karena penafsiran-penafsiran mengenai hal itu tidak didahului
pengungkapan konteks historisnya. Lain halnya dengan Fawatihus Suwar dalam bentuk lain misalnya Al Qosam
(sumpah), An Nida’ (seruan), Al Amr (perintah),Al Istifham (pertanyaan) dan
lain-lain.Urgensi terhadap fawatihus
suwar tidak terlepas dari konteks penafsiran Al-Qur’an. Pengggalian-penggalian
makna yang terlebih dahulu akan
memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan pada data historisyang
konkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu tentu saja
kitatetap meyakini eksistensi Al-Qur’an, kebesarannya, keagungannya, juga
rahasiakemu’jizatannya. Adapun beberapa manfaat fawatihus suwar:
1. Sebagai Tanbih ( peringatan ) dan dapat
memberikan perhatian baik bagi nabi,maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman
bagi kehidupan ini.
2. Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa
dalamfawatih as-suwar banyak sekali hal-hal yang mengandung rahasia - rahasia Allahyang
kita tidak dapat mengetahuinya,
3. Sebagai motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur,an
terutama bagi kaum muslimin yang masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh
oleh perkataanmusuh -musuh islam yang mengatakan bahwa al-qur’an itu adalah
buatan Muhammad. dengan mengkaji Fawatih al-Suwar kita akan merasakan terhadap
keindahan bahasa al-Qur’an itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari Allah
SWT.
D. Perbedaan pendapat para ulama tentang Fawatihus Suwar
Para ulama salaf dalam menyikapi
ayat-ayat mutasyabih yang terletak pada awal surat berpendapat bahwa ayat-ayat
tersebut telah tersusun sejak azali sedemikianrupa, melengkapi segala yang
melemahkan manusia dan mendatangkan seperti Al-Qur’an. Karena kehatian-hatiannya, mereka tidak berani member penafsiran dan tidak
berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf itu.Dan mereka
berkeyakinan bahwa Allah sendiri yang mengetahui tafsirannya. Hal ini menjadi
suatu kewajaran yang berlaku bagi ulama salaf karena dalam hal teologi pun
menolak terjun dalam pembahasan tentang hal-hal yang suci seperti ungkapannya[14] :
“Istimewa Allah adalah cukup diketahui, hal ini harus kita percayai,
mempersoalkan hal itu adalah bid’ah”. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi Sholih menyatkaan “ Huruf awalan itu adalah
rahasia Al-Qur’an ”. Hal ini sebagaimana diperjelas dengan perkataan Ali bin
Abi Tholib.“Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitabada saripatinya, saripati
Al-Qur’an iniadalah huruf-huruf Hijaiyah”. Abu Bakar Ash-Sidiq pernah berkata:
“ Di tiap-tiap kita ada rahasianya, rahasia dalam Al-Qu’anadalah
permulaan-permulaan surat”. Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang
Fawaithus Suwar:
1. Mufasir dari Kalangan
Tasawuf.Ulamaa tasawuf berpendapat bahwa fawatihus Suwar adalah huruf-huruf
yang tepotong-potong yang masing-masing diambil darinama Allah, atau yang
tiap-tiap hurufnya merupakan penggantian darisuatu kalimat yang berhubungan
denganyang sesudahnya atau hurufitu menunjukkan kepada maksud yang dikandung
oleh surah yang surah itu dimulai dengan huruf-huruf yang terpotong-potong itu.
2. Mufasir Orientalis
Pendapat yang palinng jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari
seorangorientalis yang bernama Noldeke dari Jerman, yang kemudian dikoreksi,
bahwa awalan surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari
nama-namapara sahabat Nabi. Misalnya: Huruf Sin adalah dari nama Sa’ad Bin Abi
Waqosh,Mim adalah huruf depan dari nama Al-Mughiroah, huruf nun adalah dari
namaUsman Bin Affan.
3. Al-KhuwaibiAl-Khuwaibi
mengatakan bahwa kalimat- kalimat itu merupakan tasbih bagi Nabi.Mungkin ada
suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan lain sebagainya.
4. Rasyid RidhaAs-sayyid
menurut rasyid ridha tidak membenarkan al-quwaibi diatas, karena nabi
senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu.Rasyid
ridha berpendapat sesuai dengan ar-Razi bahwa tanbih ini sebenarnya dihadapkan
kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah. Karena orang-orang kafir apabila nabi membaca
al-Qur’an mereka satu sama lainmenganjurkan untuk tidak mendengarkannya,
seperti dijelaskan dalam suratfushilat ayat 26.
5. Mufasir Dari Kalangan Syi’ah, Kelompok syi’ah
berpendapat bahwa jika huruf-huruf awalah itu dikumpulkansetelah dihapus
ulangan-ulangannya maka akan berarti : “Jalan Ali adalahkebenaran yang kita
pegang teguh”. Perwakilan itu kemudian dijawab olehkelompok Ahlul Sunnnah, dan
jawabannya berdasarkan pengertian yang merekaperoleh dari huruf-huruf awalan
itu yang juga dihapus di ulangan-ulangannya dengan mengatakan “Benarlah jalanmu
bersama kaum Ahlu Sunnah”.Dari pendapat para ahli tentang Fawatihus Suwar,
dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh pendidikandan
ilmu-ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji Al-Qur’an secara lebih luas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari segi makna fawatih
al-suwar berarti pembuka-pembuka surah karena posisinya yang mengawali
perjalanaan teks-teks setiap surah. Macam-macam Fawatihus Suwar yaitu Istiftah
bi al-Huruf al-Muqatta'ah, Istiftah bi al-Nida', Istiftah bi al-Jumal
al-Khabariyyah, Istiftah bi al-Qasam, Istiftah bi al-Syart, Istiftah bi al-Amr,
Istiftah bi al-Istifham, Istiftah bi al-Du'a', Istiftah bi al-Ta'lil. Fawatihus SuwarAl-Qur’an memiliki banyak keistimewaan
dari segi makna dan kebahasaan. Fawatihus suwar merupakan salah satu realitas
keistimewaan misterius yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Di tiap-tiap kata ada rahasianya, rahasia dalam Al-Qu’anadalah
permulaan-permulaan surat”. Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang
Fawaithus Suwar juga berbeda-beda seperti yg telah dijelaskan pada Pembahasan sebelumnya.
B. Saran
Sebagai umat
Muslim yang meyakini rukun Iman yang salah satunya Iman kepada kitab-kitab
Allah, diantaranya Al-Qur’an merupakan hal yang sangat penting untuk
mempelajari Ilmu-ilmu Al-Qur’an yang salah satu cabangnya adalah tentang
Fawatihus Suwar. Karena semakin dikaji ayat Al-Qur’an itu, maka semakin luas
pengetahuan kita. Semoga makalah Ulumul Qur’an tentang Fawatihus Suwar ini
dapat menjadi tambahan referensi untuk mengkaji tentang Fawatihus Suwar.
emperor casino - Shootercasino
BalasHapusEmperor Casino offers a free online casino with some of the best 바카라 bonuses and rewards for US players. Read 메리트 카지노 주소 our review to learn 제왕카지노 more. Rating: 4.9 · 3 votes